Soesastro tinggal sepuluh tahun di Canberra, Australia, di mana ia awalnya pindah untuk menghadiri school.On tinggi rekomendasi ayahnya, ia belajar arsitektur di Universitas Sydney, dan juga dihadiri Universitas Nasional Australia di mana ia memperoleh gelar dalam film dan digital arts.In Selain studinya, untuk tahun terakhirnya di Australia Soesastro bekerja di Galeri Nasional Australia sebagai kurator junior seni rupa Indonesia, yang mengkhususkan diri dalam South-Timur tekstil Asia dan seni etnografi. Setelah itu, dia belajar desain fashion di École de la chambre Syndicale de la couture parisienne di Paris, kemudian pindah ke New York untuk bekerja sebagai pola pembuat asisten untuk Ralph Rucci selama tiga bulan
Pada tahun 2008 Soesastro meluncurkan fashion line pertamanya di New York, sebuah couture dan merek dipesan lebih dahulu berjudul Kraton (Indonesia untuk "istana"). Ia memulai debutnya di New York Fashion Week pada tahun 2009, dan juga disajikan pertunjukan di Jakarta pada bulan Februari 2009 . Setelah kematian ayahnya pada tahun 2010, Soesastro pindah dirinya dan bisnisnya ke Jakarta. Nya siap-pakai jalur Kromo, diluncurkan pada tahun 2012.
Soesastro, bersama dengan Sebastian Gunawan dan Priyo Otaviano, diundang ke Istana Merdeka untuk menunjukkan beberapa desain kepada Presiden AS Barack Obama dan Ibu Negara nya selama kunjungan kenegaraan ke Jakarta pada 9 November 2010.
Soesastro mengatakan bahwa ia menganggap dirinya seorang feminis karena ia melawan objektifikasi perempuan, dan merasa bahwa pakaian harus intelektual daripada revealing.His pakaian sering netral dalam warna dan longgar dipasang, saat ia mengatakan 'perlu untuk bergerak bebas' perempuan dan kenyamanan
Dia juga menggambarkan dirinya sebagai lingkungan yang bersikeras hanya menggunakan tekstil alami biodegradable di pakaiannya, seperti nanas dan eceng gondok kain. Dia mengatakan "Saya pikir itu sangat penting untuk menjadi seorang penganjur lingkungan karena saya pikir cara kita hidup tidak cukup berkelanjutan." Desain nya mencolok fitur buatan lokal tekstil Indonesia, termasuk syal batik oleh Obin, kain handwoven di Banten dan Pekalongan, songket Sumatera Barat, dan dasi-dicelup tekstil dari Ayotupas, Timor Barat - yang terakhir dijelaskan oleh dia sebagai 'salah satu di Indonesia hulu-hilir industri yang kita harus benar-benar mendukung. ' Dia membuat titik untuk bersaing dengan pemasok, memeriksa bahwa mereka mengamati prinsip-prinsip perdagangan yang adil dan keberlanjutan ekologi, mengatakan "Ini penting untuk membuat pakaian dengan karma yang baik, dan karma yang baik dimulai dari serat
Demikianlah Postingan kali ini, Jangan Lupa Untuk Membaca Bio orang Terkenal Dan Terpopuler Lainya Seperti Biodata / Biography,Foto Gambar Dan Bagaimana Kehiduapan Dari Dewi Sartika Pelopor Pendidikan Perempuan Indonesia